Wednesday, July 25, 2007

Barat VS Melayu


BARAT VS MELAYU


Sudah bukan hal baru, kalau kiblat musik Indonesia memang sebagian besar mengarah ke barat, ya British lah... ya American lah. Kalau mau disebut satu-satu sih koq kayaknya terlalu panjang ya.


Kiblat musik Indonesia sekarang ini, memang agak-agak aneh, ajaib, bin rada bikin nyengir kuda gitchu. Bagaimana tidak? Musik-musik yang dulunya dianggap kacangan, ada cengkok melayu, kelas bawah, kurang skill, merusak citra musik pop Indonesia, sekarang mulai dihargai oleh label sebesar Warner dan EMI. Mau tahu apa saja band-band apa saja yang mengagetkan itu? Sebut saja Radja (the pioneer of pop rock melayu masa kini), Kangen Band, Repvblik, ST 12, Matta (yang ini dari Bandung lho...). Untuk para penikmat musik, tahu kan band-band yang saya sebutkan tadi?


Kalau ditanya bagaimana respon saya terhadap band-band yang secara musikalitas banyak dicibir oleh kalangan musisi itu? (masih ingat kan bagaimana komentar Naif terhadap Kangen Band...hehe), Yup... respon saya sangat bijak (halah...sambil mikir apa yaaa????$%$##@@!##&&&*%#$)


MMMMhhhhhhh begini, saya menghargai perjuangan mereka untuk bergelut di dunia musik yang memang sangat selektif dan kejam, tapi maaf saya belum bisa menghargai musik mereka. Kalau soal skill sih, kalau Radja masih boleh laaaah (yang tidak setuju coba ngacung...woowww buanyakkk bangett siiihh), tapi untuk lagu dan pemilihan nada-nada atau accord-accordnya sangat-sangat biasa, tidak ada yang istimewa. Gampangannya, gampang ditiru, dan kurang nuansa.


Nah, sepertinya di tingkat label sendiri memang sekarang ini lebih lunak terhadap band pendatang baru. Tapi, Sony BMG, dan Aquarius nampaknya masih konsisten dengan idealis mereka yang memang sangat selektif dalam mengambil band/penyanyi.


Disinilah letak pertentangan itu, band-band yang sudah mapan sebelumnya kayak Slank, Gigi, Dewa, Padi, Sheila on 7, Jamrud, Boomerang, dan beberapa Rising Star kayak Naff, Nidji, Ungu, Letto, harus dibuat tercengang dengan selera musik orang Indonesia sekarang. Lihatlah bagaimana antusiasnya penonton ketika Kangen Band muncul di Soundrenaline 2007, atau ketika mereka menonton Radja, atau ketika Hanya Ingin Kau Tahu (yang Malaysia abis) dinyanyikan Repvblik, atau ketika band Matta mainin lagu "Ketahuan" (yang ada sentuhan dangdutnya itu). Wow... ada apa ini?? Ya...memang apa lacur, band cengkok melayu dan berbau dangdut (maaf saya juga suka dangdut, asal yang asli macem Soneta, Mansyur S, Elvi, Rita Sugiarto) , yang memang sebenarnya mengakar ke musik asli Indonesia, sekarang ini diterima oleh label sekelas EMI dan Warner (terlepas dari masalah mereka bisa meraup untung banyak dari penjualan album).


Band-band yang mengiblat atau setidaknya banyak terinfluence musik-musik barat, entah itu British, American, Irlandia, seperti yang saya sebut di atas, memang sepertinya harus "legowo". Maksud saya, ya...terima saja keadaan yang memang lagi seperti ini. Jadikan semua itu pewarna, atau pembanding, walaupun memang ada kekhawatiran akan semakin menurunnya selera musik orang Indonesia.
Apa kita mengiblat saja ke Arabic Music nih??? Kalau saya sih suka sekaleeeeeee dengan musik Timur Tengah. Coba deh klik http://musicoflebanon.com. Just listen it. Peace ah....





1 comment:

RIFAN khoridi said...

Sepakat dan setuju banget broooo... 1000000000000000%%%%%%%%% gw stuju banget sama artikel lu ini,,, gw juga sama pemusik.. tapi paling anti yang agk bikin kuda nyengir tadi gtuuuu.... mending dibilang dangduters ato islamic music, ato juga rebanaan aja dari pada denger lagu2 konyol macam sekarang ini.. telinga dan pendengaran orang indonesia sudah banyak teracuni molot itu (red. MULOT=MUSIK KOLOT)
dan atrikel selanjutnya tentang Dhani Dewa guwe apresiasi banget.. gw AHMAD MANIA banget..... klo bole tahu FB lu bro.. tolong Komentar kiriman gw ini.. FB gw namanya Rivan Eksisitetika.. qt bisa sharing musik sama2.. THX